Berikut merupakan file dokumen yang dapat kamu download.
ISO
14001:2004
1. ISO 14001:2004 Environmental Management System Doc
2. Awareness EMS 14001:2004
3. Sistem Manajemen Lingkungan 14001:2004
4. Pengenalan ISO 14001
25.9.15
Download
ISO 14001:2004 Environmental Management System Overview
Pada pembahasan yang lalu sudah dibahas mengenai pengenalan ISO 14001:2004 dimana kita diminta untuk dapat memahami isu-isu lingkungan dibalik lahirnya ISO 14001:2004, prinsip-prinsip identifikasi aspek dampak lingkungan, persyaratan yang terdapat di dalam dokumen ISO 14001:2004, serta prinsip perencanaan implementasi dan audit sistem manajemen lingkungan. Nah, kali ini masih sedikit gambaran mengenai ISO 14001:2004 dari sudut pandang lama dan sudut pandang baru, serta keuntungan dan kekurangannya, walaupun mirip-mirip dengan pembahasan sebelumnya tapi semoga dapat memberi pemahaman lebih.
Bahan Lainnya: Pengenalan ISO 14001:2004
ISO 14001:2004 Document
Bahan Lainnya: Pengenalan ISO 14001:2004
ISO 14001:2004 Document
20.9.15
ISO 14001:2004 Environmental Management System (Sistim Manajemen Lingkungan)
ISO 14001:2004 merupakan salah satu seri Standard International yang mengatur Sistim Manajemen Lingkungan yang dikeluarkan oleh International Organization For Standardization. Komite ISO ini merupakan salah satu badan resmi yang organisasinya bertugas untuk melakukan standarisasi. Ada beragam produk ISO yang sudah dikeluarkan oleh organisasi ini, dan salah satunya adalah ISO 14001:2004 Environmental Management System. Nah, bagi yang ingin belajar lebih lanjut mengenai ISO 14001:2004 langsung aja pantau Slide Latihan Pengenalannya berikut ini.
12.9.15
ORANG ORANG DAN HUBUNGANNYA - Dalam TEORI ANALISIS TRANSAKSIONAL/ PROSES TRANSAKSI/ PROSES PERTUKARAN INFORMASI/ PERTUKARAN PESAN Oleh DR. ERICK BERNE (1960) - Mengenal Kepribadian Dalam EGO Orang Tua, EGO Dewasa, Dan EGO Anak-anak
Transaksional Analisis (dikenal juga dengan TA) merupakan suatu Role (Peran, Peranan) yang dikembangkan oleh DR. Eric Berne (1964) yang dimana merupakan suatu model hubungan antara people and relationships (Orang dan Hubungan-nya) yang menjelaskan perlunya memahami konsep orang dan cara mereka berkomunikasi antar individu, agar terjadi hubungan baik dengan sesama-nya dan tidak salah tanggap. Analisis transaksional mengkaji secara mendalam tentang proses transaksi (proses pertukaran) pesan-pesan di antara komunikasi dua atau lebih orang tersebut. Karena dalam komunikasi antarpersonal terdapat proses dialogis pesan yang terjadi pada percakapan mereka, baik pesan itu sampai dengan baik atau tidak sama sekali. Teori ini menjelaskan bahwa setiap individu memiliki tiga bagian ego di dalam hidupnya -menurut Berne, dan ego tersebut menjadi suatu transaksional satu sama lain, yaitu;
Kita memiliki model-model tersebut didalam hidup kita entah itu sebagai Ego-Orang Tua, Ego-Orang Dewasa, Ego-Anakanak. Dan, kita mengikuti aturan permainan itu bahkan dalam bersikap kepada orang lain di dalam hubungan kita terhadap sesama, bahkan kita melakukannya tanpa disadari kepada diri kita sendiri, melalui percakapan internal diri kita.
Ada dua bentuk Ego-orang Tua yang kerap kita mainkan. Seperti dalam penjelasan berikut ini:
(1)Status Ego OrangTua.
Jika seseorang (individu) merasa dan bertingkah laku sebagaimana Orangtua, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam keadaan status ego Orangtua. Status ego Orangtua merupakan kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip sebagaimana Orangtua berperilaku, individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya. Ada dua bentuk sikap yang mencirikan Ego-Orangtua, yaitu:
-(a) Orangtua Pengkritik (The Controlling or Critical Parent). Suka menghardik, menghukum, berprasangka, tuduhan-tuduhan, melarang. Contoh: “Kamu bodoh, menyetrika baju saja kamu tidak bisa.”
-(b) Status Ego Orangtua Pembimbing (Nurtural Parent). Berbeda dengan status ego Orangtua Pengritik, status ego Orangtua Pembimbing cenderung berisi ungkapan pengertian dan kasih sayang yang mengajarkan dengan kasih. Sifat utamanya adalah layaknya orangtua yang baik, di antaranya adalah mengajarkan, mendukung, memberi bimbingan dan bahkan menentukan peraturan pada orang lain dengan pola kata dan cara yang baik (Graham, 2009). Ekspresi wajah yang ditampilkan oleh orang dengan status ego Orangtua Pembimbing lebih terlihat tenang dan menggunakan intonasi suara yang lembut. Contoh dari ungkapan status ego ini adalah: “Saya akan mengajari kamu cara membuat laporan dengan benar, setelah itu silahkan kamu coba untuk buat sendiri laporannya. Saya yakin Kamu pasti bisa.”
(2) Status Ego Dewasa (Adult). Jika individu bertingkah laku secara rasional, melakukan testing realita, maka individu tersebut dikatakan berada dalam status ego Dewasa. status ego Dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat status ego Dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
(3) Status ego Anak (Child). Status ego Anak berisi perasaan, tingkah laku dan cara pola berpikir kanak-kanak, berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang dilakukan pada pola pikir masa kanak-kanak, maka individu tersebut dalam kaadaan status ego Anak. status ego Anak dapat dilihat dalam dua bentuk cara, yaitu:
-(a) Status Ego Anak yang menyesuaikan (Adapted Child) Anak menyesuaikan diwujudkan dengan tingkah laku yang dipengaruhi oleh orangtuanya. Hal ini dapat menyebabkan anak bertindak sesuai dengan keinginan Orangtuanya seperti penurut, sopan dan patuh, sebagai akibatnya, anak akan menarik diri, takut, manja dan kemungkinan mengalami konflik.
-(b) Status Ego Anak yang Bebas (Free Child) Anak yang wajar akan terlihat dalam tingkah lakunya seperti lucu, tergantung, menuntut, egois, agresif, kritis, spontan, tidak mau kalah dan pemberontak.
“When two people communicate, each exchange is a transaction. Many of our problems come from transactions which are unsuccessful.”
Orang tua secara natural biasanya berbicara kepada anak-anak seperti “this is their role as a parent”. Akan tetapi tanpa disadari cara tersebut juga sering kita lakukan atau perlakukan kepada orang lain yang bukan lagi anak-anak tapi seorang yang Dewasa (Adult) namun cara kita memperlakukannya bisa jadi cara Orang Tua berbicara kepada Anak-anak walaupun objeknya bukan lah seorang anak-anak.
Dr. Thomas Harris meringkas dengan “Parent – taught concept; Child – felt concept; Adult – learned concept” untuk menjelaskan secara sederhana konsep Analisis Transaksional atau perilaku berkomunikasi orang ke orang.
.. .. Ketika dua orang berkomunikasi, salah satu orang memulai transaksi dengan stimulus transaksional (baca dasar Analisis Transaksional untuk mengetahui pemahaman Analisis Transaksional). Orang yang di stimulus akan diarahkan untuk merespon lawannya dengan respon transaksional. Analisis Transaksional sederhana melibatkan identifikasi yang mana ego yang akan diarahkan oleh stimulus dan yang mana ego yang akan mengeksekusi melalui respon tersebut dalam rupa tanggapan.. ..
Memahami Analisis Transaksional Lebih Lanjut
Dalam buku Transactional Analysis in Psychotherapy, DR. Berne (1961) mendefinisikan analisis transaksional sebagai sistematika analisis struktur transaksional seseorang, yang mencakup aspek-aspek kepribadian dan dinamika sosial yang disusun berdasar pengalaman pengalaman yang mudah dipahami, dan mampu menyesuaikan dengan latar budaya seseorang yang berbeda-beda. Analisis transaksional merupakan metode yang menyelidiki peristiwa dalam interaksi orang per-orang, cara mereka memberikan umpan balik serta pola permainan status ego masing-masing dalam berinteraksi. Cara ekspresi pencapaian kesejahteraan diri yang meliputi: terbebas dari keadaan tertekan, gangguan alam perasaan, kecemasan, berbagai gangguan perilaku khas serta masalah-masalah ketika membangun hubungan dengan orang lain. Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa analisis transaksional merupakan model analisis struktur dan fungsi status ego seseorang yang mempengaruhi dirinya dalam membangun transaksi dan interaksi dengan lingkungan dimana orang tersebut berada.
Filosofi dan Tujuan Analisis Transaksional
Analisis transaksional (AT) berakar pada sebuah filsafat antideterministik bahwa manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemrograman awal dirinya. Disamping itu, analisis transaksional berpijak pada asumsi-asumsi bahwa setiap orang sanggup memahami putusan-putusan masa lampaunya dan bahwa mereka pun mampu memilih untuk kemudian memutuskan kembali setiap keputusan yang telah dibuat sebelumnya (Covey, 2005). Dengan demikian analisis transaksional meletakkan kepercayaan pada kesadaran dan kesanggupan individu tersebut.
Sebagai pendiri dan pengembang Analisis Transaksional, Berne (Spanceley, 2009) memiliki pandangan optimis tentang hakikat individu, yaitu:
Sebagai pendiri dan pengembang Analisis Transaksional, Berne (Spanceley, 2009) memiliki pandangan optimis tentang hakikat individu, yaitu:
a. Individu adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk hidup sendiri. Individu memiliki potensi untuk mengelola dirinya, termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, sehingga menjadi pribadi yang otonom dan mandiri, terlepas dari ketergantungan terhadap orang lain.
b. Individu adalah makhluk yang memiliki potensi untuk membuat keputusan. Individu mempunyai kemampuan untuk membuat rencana-rencana kehidupan, kemudian memilih dan memutuskan rencana-rencana terbaik bagi dirinya. Rencana-rencana yang telah dibuatnya itu terus dinilai sesuai dengan irama perkembangan hidupnya, sehingga ia dapat memutuskan rencana yang lebih baik lagi bagi kehidupan selanjutnya.
c. Individu adalah makhluk yang bertanggung jawab. Individu bukan hanya mampu hidup mandiri dan membuat keputusan untuk dirinya, namun ia juga mampu bertanggung jawab atas pilihan dan putusan yang diambilnya serta konsekuensi yang akan ditimbulkannya.
Berne (1961) kemudian menjadikan argumentasi mengenai hakekat individu tersebut sebagai indikator yang menunjuk pada istilah ”OK” bagi setiap individu. Oleh sebab itu hubungan diantara individu harus mencapai keadaan OK dengan jalannya masing-masing harus mengakui prinsip dasar hakekat individu tersebut. Secara garis besar tujuan analisis transaksional dapat dijelaskan seperti yang di ungkap oleh (Steiner, 2005) sebagai berikut :
a. Mencapai otonomi diri termasuk menggunakan setiap unsur status ego secara sadar dan memadai.
b. Membuat setiap individu menjadi akrab dengan metode analisis transaksional. Artinya bahwa pada saatnya akan terjadi pertukaran dalam bentuk transaksi antar individu, interaksi dan komunikasi yang sesuai tanpa mengganggu transaksi ciri status ego masing-masing secara tumpang-tindih dan berlangsung secara spontan (menjadi sebuah kebiasaan).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dasar filosofi Analisis Transaksional adalah bahwa manusia merupakan mahluk yang bebas, bertanggungjawab, mandiri dan sanggup melampaui keputusan awal dengan keputusan baru untuk menyongsong perubahan yang lebih baik. Oleh sebab itu konsep AT menggunakan dasar filosofi ini untuk mendudukan kembali fungsi-fungsi manusia yang sebenarnya melalui bentuk-bentuk transaksi yang seimbang, positif dan OK.
Pengertian Beberapa Konsep Utama Pemahaman Analisis Transaksional
Konsep utama merupakan unsur-unsur penting yang melengkapi pemahaman terhadap model analisis transaksional secara keseluruhan. Adapun konsep utama tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Status Ego
Menurut Berne (1961) setiap gambaran tingkahlaku yang diperlihatkan seseorang (individu) sebagai manifestasi dari proses psikologis dalam dirinya terbentuk atas proses dari hasil timbal-balik setelah individu tersebut menafsir dan mengolah setiap informasi yang diterima-nya dari dunia di luar dirinya yang diistilahkan sebagai status Ego atau Ego State.
a. Status Ego
Menurut Berne (1961) setiap gambaran tingkahlaku yang diperlihatkan seseorang (individu) sebagai manifestasi dari proses psikologis dalam dirinya terbentuk atas proses dari hasil timbal-balik setelah individu tersebut menafsir dan mengolah setiap informasi yang diterima-nya dari dunia di luar dirinya yang diistilahkan sebagai status Ego atau Ego State.
Berne (1961) mula-mula mengategorikan secara garis besar unsur-unsur yang dapat ditemukan dalam kepribadian manusia menjadi tiga jenis status Ego, yaitu,
1. Eksteropsikis (“ekstero” berarti “dari luar”),
2. Arkeopsikis (“arkeo” berarti “dari dulu”), dan
3. Neopsikis (“neo” berarti “dari masa kini”).
Ekstero-psikis adalah pengaruh psikis dan pengalaman dalam diri seseorang yang didapatkan dari mereka yang pernah membesarkan seorang sebagai anak kecil, contoh yaitu orangtua dan orang dewasa yang berada di dalam sebuah keluarga.
Arkeo-psikis adalah pengaruh psikis yang didapatkan dari sisa-sisa pengalaman mereka saat menjadi seorang anak kecil.
Neo-psikis adalah pengalaman baru di dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai orang dewasa yang berpikiran rasional.
Setiap individu pasti mendapatkan beberapa pengaruh tersebut dalam ciri kepribadiannya.
Istilah-istilah ini dinilai Berne terlalu sulit untuk dimengerti oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, Berne memakai istilah yang lebih mudah untuk dimengerti yaitu :
Ego Parent atau status Ego Orangtua, (Ekstero-psikis)
Ego Child atau status Ego Anak, (Arkeo-psikis)
Ego Adult atau status Ego Dewasa, (Neo-psikis)
Status Ego yang menjadi karakter seseorang ketika dia melakukan transaksional dengan yang lainnya dapat diketahui dari caranya berkomunikasi, dapat dilihat dari cara kalimat yang “diungkapkannya” dan bagaimana cara dia “berbicara”.
(Untuk diketahui, istilah status Ego disini berbeda dari istilah status Ego menurut pandangan Sigmund Freud (Boeree, 2006), yaitu id, ego dan super-ego. Karena bukan merupakan construct sebagaimana ciri status Ego Freud, maka bagian status Ego Berne adalah yang dapat diamati dengan indera dan merupakan bagian dari kenyataan fenomenologis (Harris, 1992).)
1) Klasifikasi Status Ego
Status ego terbentuk dalam diri seseorang melalui pengalaman-pengalaman yang membekas dalam dirinya yang terbawa sejak masa kecil. Pengalaman tersebut meliputi pendapat, pandangan, sikap, hasil mencontoh perilaku Orangtua – para tokoh atau orang penting, yang mempengaruhi kehidupannya.
(Untuk diketahui, istilah status Ego disini berbeda dari istilah status Ego menurut pandangan Sigmund Freud (Boeree, 2006), yaitu id, ego dan super-ego. Karena bukan merupakan construct sebagaimana ciri status Ego Freud, maka bagian status Ego Berne adalah yang dapat diamati dengan indera dan merupakan bagian dari kenyataan fenomenologis (Harris, 1992).)
1) Klasifikasi Status Ego
Status ego terbentuk dalam diri seseorang melalui pengalaman-pengalaman yang membekas dalam dirinya yang terbawa sejak masa kecil. Pengalaman tersebut meliputi pendapat, pandangan, sikap, hasil mencontoh perilaku Orangtua – para tokoh atau orang penting, yang mempengaruhi kehidupannya.
Ketiga status Ego ini akan menjadi bagian yang digunakan setiap orang dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam pandangan Harris (1992), proses tersebut muncul karena adanya pemutaran berulang setiap data kejadian baik menyangkut orang, waktu, keputusan, atau perasaan yang nyata pada waktu-waktu lalu yang hingga kini masih tersimpan.
a) Status ego Orangtua (Parent)
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana Orangtuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam keadaan status ego Orangtua. Status ego Orangtua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana Orangtua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya. Ada dua bentuk sikap Orangtua, yaitu:
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana Orangtuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam keadaan status ego Orangtua. Status ego Orangtua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana Orangtua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya. Ada dua bentuk sikap Orangtua, yaitu:
(1) Orangtua Pengritik (Critical Parent). Status ego Orangtua Pengritik secara keseluruhan adalah ekspresi pikiran dan perasaan seseorang dari sifat menghakimi. Orang yang memiliki status ego Orangtua Pengritik cenderung menyampaikan pesan larangan dan penilaian ketika menyampaikan pesan atau sesuatu kepada orang lain (Graham, 2009). Ungkapan-ungkapan dari status ego Orangtua Pengritik lebih bersifat pendapat atau opini mengenai sesuatu dan cenderung mengkritik atau menilai tanpa menerima alasan atau pembelaan dari lawan bicaranya, termasuk menolak memberikan solusi pemecahan masalahnya. Contoh: “Kamu bodoh, menyetrika baju saja kamu tidak bisa.”
(2) Status Ego Orangtua Pembimbing (Nurtural Parent). Berbeda dengan status ego Orangtua Pengritik, status ego Orangtua Pembimbing cenderung berisi ungkapan pengertian dan kasih sayang. Sifat utamanya adalah layaknya orangtua yang baik, di antaranya adalah mengajarkan, mendukung, memberi bimbingan dan bahkan menentukan peraturan pada orang lain (Graham, 2009). Ekspresi wajah yang ditampilkan oleh orang dengan status ego Orangtua Pembimbing lebih terlihat tenang dan intonasi suara lembut. Contoh dari ungkapan status ego ini adalah: “Saya akan mengajari anda cara membuat laporan dengan benar, setelah itu silahkan anda mencoba untuk buat sendiri laporannya. Saya yakin Anda pasti bisa.”
b) Status Ego Dewasa (Adult)
Jika individu bertingkah laku secara rasional, melakukan testing realita, maka individu tersebut dikatakan berada dalam status ego Dewasa. status ego Dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat status ego Dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
Jika individu bertingkah laku secara rasional, melakukan testing realita, maka individu tersebut dikatakan berada dalam status ego Dewasa. status ego Dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat status ego Dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
c) Status ego Anak (Child)
Status ego Anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang dilakukan pada masa kanak-kanak, maka individu tersebut dalam kaadaan status ego Anak. status ego Anak dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu:
Status ego Anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang dilakukan pada masa kanak-kanak, maka individu tersebut dalam kaadaan status ego Anak. status ego Anak dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu:
(1) Status Ego Anak yang menyesuaikan (Adapted Child) Anak menyesuaikan diwujudkan dengan tingkah laku yang dipengaruhi oleh orangtuanya. Hal ini dapat menyebabkan anak bertindak sesuai dengan keinginan Orangtuanya seperti penurut, sopan dan patuh, sebagai akibatnya, anak akan menarik diri, takut, manja dan kemungkinan mengalami konflik.
(2) Status Ego Anak yang Bebas (Free Child) Anak yang wajar akan terlihat dalam tingkah lakunya seperti lucu, tergantung, menuntut, egois, agresif, kritis, spontan, tidak mau kalah dan pemberontak.
2) Diagnosis status Ego
Ada empat cara untuk menentukan status ego sebagaimana dikemukakan oleh Berne (1961), yaitu : diagnosis perilaku, diagnosis sosial, diagnosis historis, dan diagnosis fenomenologi. Namun penekanannya lebih diarahkan pada diagnosis perilaku. a) Diagnosis perilaku, yaitu menilai ciri-ciri status ego melalui kata-kata, intonasi suara, tempo bicara, ekspresi, postur, gerakan badan, pernafasan dan gerakan otot dapat menjadi tanda dalam mendiagnosis status ego. b) Diagnosis sosial, yaitu mengamati ciri status ego seseorang melalui bentuk interaksi yang dilakukan terhadap orang lain. c) Diagnosis historis. Latar belakang dan gambaran masa lalu seseorang merupakan target pendiagnosis ini. Jika seseorang berpikir, merasa dan bertindak didominasi oleh status ego tertentu dan apa yang dimunculkan ternyata memiliki kesesuaian dengan kehidupan di masa lalu maka jelas bahwa secara historis wujud status ego telah terpenuhi. d) Diagnosis fenomenologis. Teknik diagnosis ini muncul ketika pengalaman masa silam menjadi bagian dari ingatan seseorang. Artinya diagnosis ini memfokuskan pada kemampuan uji-diri (self-examination). Kadang seseorang mampu secara akurat memastikan bahwa yang aktif dalam dirinya adalah status ego Anak, namun kadang juga sebaliknya bahwa yang semula status ego Anak ternyata status ego Dewasa.
Ada empat cara untuk menentukan status ego sebagaimana dikemukakan oleh Berne (1961), yaitu : diagnosis perilaku, diagnosis sosial, diagnosis historis, dan diagnosis fenomenologi. Namun penekanannya lebih diarahkan pada diagnosis perilaku. a) Diagnosis perilaku, yaitu menilai ciri-ciri status ego melalui kata-kata, intonasi suara, tempo bicara, ekspresi, postur, gerakan badan, pernafasan dan gerakan otot dapat menjadi tanda dalam mendiagnosis status ego. b) Diagnosis sosial, yaitu mengamati ciri status ego seseorang melalui bentuk interaksi yang dilakukan terhadap orang lain. c) Diagnosis historis. Latar belakang dan gambaran masa lalu seseorang merupakan target pendiagnosis ini. Jika seseorang berpikir, merasa dan bertindak didominasi oleh status ego tertentu dan apa yang dimunculkan ternyata memiliki kesesuaian dengan kehidupan di masa lalu maka jelas bahwa secara historis wujud status ego telah terpenuhi. d) Diagnosis fenomenologis. Teknik diagnosis ini muncul ketika pengalaman masa silam menjadi bagian dari ingatan seseorang. Artinya diagnosis ini memfokuskan pada kemampuan uji-diri (self-examination). Kadang seseorang mampu secara akurat memastikan bahwa yang aktif dalam dirinya adalah status ego Anak, namun kadang juga sebaliknya bahwa yang semula status ego Anak ternyata status ego Dewasa.
3) Pencemaran dan Eksklusi Status Ego
Pencemaran atau kontaminasi status ego merupakan suatu situasi dimana batas antara status ego yang satu dengan status ego lainnya lemah, sehingga status ego tertentu mengalami pencemaran atau terpengaruh oleh status ego yang lain (Berne, 1961). Kontaminasi dapat terjadi pada status ego Orangtua ke Dewasa dan dari status ego Anak ke Dewasa. Kontaminasi juga dapat terjadi secara ganda, yaitu jika status ego Orangtua dan Anak mencemari status Ego Dewasa secara bersamaan.
Keadaan eksklusi (exclusive) terjadi jika seseorang tanpa sadar sering memperagakan penggunaan salah satu status ego dalam waktu lama atau menetap, sehingga kurang memberi kesempatan kepada status ego lainnya untuk berekspresi (Berne, 1961; de Blot, 2002). Sebagai contoh misalnya, penggunaan status ego Orangtua sehingga individu sering terlihat selalu menunjukkan perilaku menasehati, marah, membatasi, menunjukkan kewibawaan berlebihan, dan menghardik. Penggunaan status ego Dewasa secara tepat dapat mengarahkan individu untuk mempertimbangkan situasi yang sesuai menunjukkan kewibawaan, menasehati, marah, membatasi ataupun menghardik. Demikian halnya bila disadari, penggunaan status ego Anak akan membantunya untuk tidak selalu dengan ciri status ego Orangtua tetapi dapat menunjukkan perilaku bergurau, humor, atau dengan cara bermohon (de Blot, 2002). Individu dikatakan memiliki ciri kepribadian yang baik jika status Ego dewasa dapat menjadi pengendali dari ketiga status ego secara efektif dan sehat (Boholst, 2002).
Pencemaran atau kontaminasi status ego merupakan suatu situasi dimana batas antara status ego yang satu dengan status ego lainnya lemah, sehingga status ego tertentu mengalami pencemaran atau terpengaruh oleh status ego yang lain (Berne, 1961). Kontaminasi dapat terjadi pada status ego Orangtua ke Dewasa dan dari status ego Anak ke Dewasa. Kontaminasi juga dapat terjadi secara ganda, yaitu jika status ego Orangtua dan Anak mencemari status Ego Dewasa secara bersamaan.
Keadaan eksklusi (exclusive) terjadi jika seseorang tanpa sadar sering memperagakan penggunaan salah satu status ego dalam waktu lama atau menetap, sehingga kurang memberi kesempatan kepada status ego lainnya untuk berekspresi (Berne, 1961; de Blot, 2002). Sebagai contoh misalnya, penggunaan status ego Orangtua sehingga individu sering terlihat selalu menunjukkan perilaku menasehati, marah, membatasi, menunjukkan kewibawaan berlebihan, dan menghardik. Penggunaan status ego Dewasa secara tepat dapat mengarahkan individu untuk mempertimbangkan situasi yang sesuai menunjukkan kewibawaan, menasehati, marah, membatasi ataupun menghardik. Demikian halnya bila disadari, penggunaan status ego Anak akan membantunya untuk tidak selalu dengan ciri status ego Orangtua tetapi dapat menunjukkan perilaku bergurau, humor, atau dengan cara bermohon (de Blot, 2002). Individu dikatakan memiliki ciri kepribadian yang baik jika status Ego dewasa dapat menjadi pengendali dari ketiga status ego secara efektif dan sehat (Boholst, 2002).
4) Strokes.
Sebuah premis dasar dari pendekatan analisis transaksional adalah bahwa manusia membutuhkan pengakuan baik secara fisik maupun psikologis untuk mengembangkan rasa percaya diri dan sebagai dasar untuk mencintai diri sendiri serta orang lain. Ada banyak bukti bahwa kurangnya kontak fisik dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi, dan dalam kasus ekstrim dapat menyebabkan kematian (Berne, 1961; Corey, 2005; Joines, 2005). Individu dalam tumbuh kembangnya membutuhkan pengakuan dan perhatian, ini disebut sebagai Stroke. Stroke adalah setiap tindakan pengakuan atau yang menjadi sumber rangsangan yang diberikan atau ditawarkan seseorang kepada orang lain. Jenis-jenis Stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Verbal atau nonverbal, jenis Stroke ini menggambarkan adanya pertukaran perhatian dalam bentuk kata-kata maupun dalam bentuk gerakan. Macam-macam bentuk perhatian verbal misalnya : ungkapan memuji, melecehkan, menghargai, ataupun mengkritik; bentuk perhatian non-verbal misalnya: berjabat tangan, pelukan, sentuhan, kedipan mata ataupun ekspresi senyuman atau cara berpenampilan. Kadang-kadang sulit membedakan antara Stroke verbal dan non-verbal.
2) Tanpa syarat atau bersyarat. Contoh Stroke bersyarat seperti : "Aku menyukai dirimu asalkan..." sedangkan Stroke tanpa syarat: "Aku mencintaimu karena aku sayang kamu."
3) Stroke positif atau negatif. Sebuah bentuk perhatian yang menyenangkan yang diberikan atau diterima seseorang seperti : sentuhan fisik, kata-kata menerima, penghargaan, senyum, dan keramahan disebut stroke positif. Sebaliknya bila yang diterima menyakitkan seperti: diabaikan, dikritik ataupun dilecehkan maka disebut stroke negatif. Menariknya stroke negatif dianggap lebih baik daripada tidak mendapatkan stroke sama sekali (Covey, 2005).
Analisis Transaksi. Setiap apa yang dipertukarkan atau diekspresikan oleh masing-masing individu dalam berinteraksi disebut Transaksi (Berne, 1961; Stewart, 1996; Covey, 2005; Joines, 2005). Transaksi dapat terjadi secara verbal (transaksi sosial) dan non-verbal (transaksi psikologik) yang terjadi dalam transaksi terselubung.
Terdapat tiga bentuk transaksi dalam kaitannya dengan interaksi yang terjadi antara dua individu (Berne, 1961), yaitu : transaksi sejajar (saling mengisi), transaksi silang dan transaksi terselubung.
1) Transaksi sejajar (Complimenter Transaction). Transaksi ini dapat terjadi jika diantara stimulus dan respon mengalami kesesuaian atau kecocokan, tepat dan memang diharapkan, sehingga transaksi ini akan berjalan lancar. Misalnya, pembicaraan antara dua individu yang sama-sama menggunakan status ego Orangtua, Dewasa atau Anak.
Misalnya:
..“Wah, sekarang untuk masuk sekolah sulitnya bukan main?” (Parent ke Parent, ctt selanjutnya dibaca sbg: sebuah stimuli yang mengarah antara Parent ke Parent). “Betul, saya kemarin beli formulirnya saja sudah susah!” (Parent ke Parent).
..“Apakah laporan itu telah selesai dibuat?” (Adult ke Adult). “Ya, nanti akan saya kirimkan ke anda lewat email.” (Adult ke Adult).
..“Maukah kamu kesini nonton film bersamaku?” (Child ke Child). “Pasti mau – apakah aku harus kesana sekarang?” (Child ke Child) 2)
2) Transaksi silang (Crossed Transaction). Transaksi ini terjadi jika diantara stimulus dan respon tidak cocok atau berlangsung tidak sebagaimana yang diharapkan oleh salah satu pihak atau bahkan keduanya. Biasanya komunikasi semacam ini akan cenderung terganggu atau tidak OK.
Misalnya :
..“Waduh, badanku kok terasa nggak enak ya?” (Adult ke adult, agen Adult kepada Adult). Jawaban responden “Makanya jangan ambisius dan ngoyo cari uang!” (jawaban Adult seperti layaknya Parent ke Child, sehingga terjadi transaksi silang sebagai jawaban yang tidak diharapkan).
3) Transaksi tersembunyi (Ulteration Transaction). Transaksi ini terjadi jika antara dua status ego beroperasi bersama-sama, meliputi transaksi Dewasa diarahkan ke Dewasa, akan tetapi melalui pesan tersembunyi dari yang sebenarnya; misalnya Dewasa ke Anak, atau Orangtua ke Anak.
Misalnya :
..“Aduh bu, anak saya yang di TK sekarang ngambek!” (Parent ke Parent). “Biasa, namanya saja anak yang gede sering malas.” (Adult ke Child)
Bentuk-bentuk transaksi tersebut akan menjadi pilihan setiap individu dalam mengadakan interaksi-komunikasi dengan individu lain dan konsekuensi dari bentuk-bentuk transaksi akan tergambar seperti (Berne, 1961):
(1) jika model transaksi yang digunakan lebih banyak bersifat complementer, maka akan sering timbul masalah, yaitu kebosanan;
(2) jika individu dalam berkomunikasi lebih banyak menggunakan transaksi silang, maka akan cenderung timbul perasaan tidak senang karena respon yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Akan tetapi transaksi ini dapat digunakan untuk mengalihkan atau menghentikan pembicaraan yang tidak bermutu atau yang bertele-tele;
(3) interaksi terselubung jauh lebih rumit jika digunakan, karena menggunakan lebih dari satu bentuk status ego. Ciri lainnya dalam interaksi ini adalah sering menggunakan bahasa tersirat (ironi) dan biasanya menggunakan transaksi non-verbal, misalnya gerakan badan, ekspresi wajah dan sikap.
Keputusan (Decision). Keputusan (Decision) dan Keputusan Ulang (Redecisions) Analisis transaksional menekankan kemampuan individu untuk menyadari keputusan yang mengatur perilakunya dan kemampuan untuk mengambil inisiatif mengubah kembali arah hidupnya menjadi lebih efektif melalui keputusan baru. Uraian ini membahas keputusan yang dibuat sebagai respons terhadap perintah Orangtua dan kontra-perintah yang merupakan penjelasan awal dari proses redecisional. Goulding (Covey, 2005) menyusun daftar perintah umum yang sering dilakukan para Orangtua terhadap anak-anak mereka dengan kemungkinan penyusunan keputusan kembali sebagai bentuk tanggapan anak terhadap orangtua:
1) “Jangan melakukan kesalahan.” Anak-anak yang mendengar dan menerima pesan ini sering takut mengambil risiko yang dapat membuat mereka terlihat bodoh. Mereka cenderung menyamakan kesalahan dengan kegagalan. Kemungkinan keputusan: “Daripada membuat keputusan tetapi salah, lebih baik jangan pernah memutuskan sesuatu.” Anak akan cenderung memilih untuk berpikir, bahwa membuat keputusan adalah bodoh karena tetap saja salah dan tidak pernah akan dinilai sempurna. Dengan tidak membuat keputusan, maka masih terdapat kesempatan untuk menjadi sempurna karena tidak melakukan kesalahan.
2) “Jangan!” Pesan mematikan ini sering diberikan dalam bentuk non-verbal oleh orangtua secara terus menerus kepada anaknya. Pesan dasar "Aku berharap kau tidak dilahirkan." Kemungkinan keputusan: "Aku akan terus mencoba sampai aku mendapatkan kau mencintaiku."
3) “Jangan menjadi akrab.” Terkait dengan perintah ini adalah pesan "Jangan percaya" dan "Jangan pernah menyintai." Kemungkinan keputusan: "Cukup sekali aku dicintai, begitu menyakitkan dan aku berjanji untuk tidak lagi mengenal perasaan dan kata cinta.” "Pedih bila membayangkan untuk dekat lagi dengan seseorang, biarkan aku sendiri untuk selamanya,”
4) “Jangan merasa penting.” Jika ungkapan atau pembicaraan seorang anak diabaikan atau tidak pernah diperhatikan, akan menumbuhkan perasaan bahwa apa yang dimilikinya tidak pernah akan dianggap penting dan berguna bagi orang lain. Kemungkinan keputusan: "Apapun prestasi yang aku lakukan itu tidak penting.” “Keberhasilan yang aku lakukan ini, itu hanyalah kebetulan saja.”
5) “Jangan seperti anak-anak.” Pesan ini bermaksud menyampaikan: "Selalu bertindak dewasa!" "Jangan kekanak-kanakan." "Tetaplah kontrol diri." Kemungkinan keputusan: "Aku akan mengurus orang lain dan tidak akan berharap banyak dari diriku sendiri." "Aku tidak akan membiarkan diriku bersenang-senang.
6) Jangan berkembang. Pesan ini disampaikan berdasarkan ketakutan yang dirasakan orangtua dan tidak ingin anaknya tumbuh dewasa dengan cara lain yang tidak diinginkannya. Kemungkinan keputusan: "Aku akan tetap mempertahankan ciri selaku seorang anak, dengan begitu aku akan tetap mendapatkan belaian dan persetujuan Orangtua."
7) “Jangan berhasil.” Jika anak-anak secara positif diperkuat untuk gagal, mereka dapat menerima pesan bukan untuk mencari kesuksesan. Kemungkinan keputusan: "Aku tidak akan pernah melakukan apa pun yang cukup sempurna, jadi kenapa harus mencoba?". "Kalaupun aku tidak berhasil, aku masih tetap mendapatkan perhatian karena akan terus dibimbing dan diarahkan,” akibatnya akan berlanjut pada ketakutan untuk memutuskan sesuatu karena takut salah dan gagal serta tidak lagi akan diperhatikan oleh orang lain.
8) “Jangan menjadi dirimu.” Ini menyarankan untuk mengarahkan anak berpikir bahwa mereka tidak sebagaimana yang diharapkan. Ungkapan ini disampaikan orangtua karena alasan-alasan bahwa anak yang diimpikan berbeda dengan yang ada saat ini, baik berupa jenis kelamin, bentuk, ukuran, warna kulit, ciri-ciri inteligensi dan sebagainya. Kemungkinan keputusan: "Mereka akan mencintai aku hanya jika aku seorang anak laki-laki atau perempuan sesuai harapan mereka, sehingga tidak mungkin untuk mendapatkan cinta mereka." "Aku akan berpura-pura menjadi anak laki-laki atau perempuan agar sesuai dengan harapan mereka.
9) “Jangan waras atau Jangan terlihat sehat.” Sebagian anak-anak mendapat perhatian hanya ketika mereka secara fisik labil, sakit atau menunjukan perilaku yang tidak biasanya. Kemungkinan keputusan: "Aku akan sakit, atau berperilaku seperti tidak biasanya. Dengan begitu aku akan tetap mendapatkan kasih sayang orangtua."
10) “Jangan merasa memiliki.” Perintah ini dapat menunjukkan bahwa orangtua menganggap anak tidak punya hak untuk merasa memiliki. Kemungkinan keputusan: "Aku akan menjadi seorang penyendiri selamanya." "Aku tidak akan pernah punya tempat." Apa pun perintah yang pernah diterima dan menghasilkan keputusan hidup tetapi berakibat tidak efektif dengan kenyataan hidup yang dialami, dalam pandangan analisis transaksional harus di rubah dan diputuskan kembali.
Inilah dasar redecisional atau mengubah setiap keputusan yang pernah dibuat untuk tujuan dapat lebih baik mengenal. Mempelajari kembali apa yang telah dipelajarinya ketika masa kanak-kanak dahulu, dan mengevaluasi kedepannya.
Posisi Hidup. (Life Position) dan Latar Kehidupan (Life Scripts) Analisis transaksional menurut Berne (Boholst, 2002) terdiri dari empat dasar posisi kehidupan, yang semuanya didasarkan pada keputusan yang dibuat sebagai akibat dari pengalaman masa kanak-kanak, dan yang menentukan bagaimana orang-orang berpikir dan merasa mengenai diri mereka serta bagaimana mereka membangun hubungan dengan orang lain:
1) Aku OK - Kamu OK (I’m OK – Your OK) Posisi ini merefleksikan bahwa individu mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya pada orang lain. Individu tidak merasa khawatir bila berhubungan dengan orang lain.
2) Aku OK – Kamu Tidak OK (I’m OK – You’re not OK) Posisi ini merefleksikan bahwa individu membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa superior, merasa mempunyai hak untuk memanipulasi orang lain demi kepentingannya sendiri.
3) Aku tidak OK – Kamu OK (I’m not OK – You’re OK) Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini sering membuat seseorang mengalami keadaan depresif karena perasaan bersalah, inferior, tidakpercaya dengan kemampuan yang dimiliki hingga memunculkan ketakutan dan cemas.
4) Aku tidak OK – Kamu Tidak OK (I’m not OK – You’re not OK) Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa lemah tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian atau perhatian yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya.
Script dibentuk oleh aturan, arahan dan perintah yang diterima individu dimasa lalu yang dilakukan oleh orangtua atau figur orangtua individu. Unsur-unsur dalam script akan memberi pengaruh pada cara individu menghayati kehidupannya (Boholst, 2002).
Permainan mengenai Serangkaian peristiwa transaksi dan Stroke yang bermasalah dan terjadi secara berulang namun tidak pernah disadari, maka akan berdampak buruk serta mempengaruhi kehidupan seseorang (*berserta keputusan-keputusannya) (Berne dalam Spanceley, 2007). Pengalaman-pengalaman inilah yang akan menjadi target permainan refleksi, dimana individu akan diarahkan untuk terlibat dalam sebuah drama dalam menghayati perjalanan kehidupannya. Dengan kata lain, permainan ini merupakan sarana menyadarkan individu dari agenda-agenda tersembunyi yang selama ini membatasi kehidupannya, yang tidak terdeteksi dalam sebuah penyadaran. Sebuah permainan seperti ini menurut Berne (1964) akan terdiri atas tiga posisi:
1) Penganiaya (Persecutor). Ciri-ciri seseorang dengan pola penganiaya adalah: terlalu ketat membatasi diri pada hal-hal yang tidak perlu, suka mengritik, sering mengecilkan kapasitas orang lain, selalu bersikap kaku, berpegang teguh pada kewibawaan diri, menyuruh dan marah, dan merupakan pola yang sering tergambar pada status ego orang tua pengkritik.
2) Penyelamat (Rescuer). Ciri-ciri seseorang dengan pola penyelamat adalah: suka membantu dan menolong sekalipun terpaksa, akan merasa bersalah jika tidak berusaha membantu dan menolong, cenderung bersifat tergantung pada orang lain, permissive, terlalu bersikap lembut, dan merupakan pola yang sering tergambar pada status ego orang tua pembimbing.
3) Korban (Victim). Ciri-ciri seseorang dengan pola korban adalah: merasa menjadi korban dalam setiap peristiwa, merasa tertindas, tak berdaya, putus asa, dan merasa sulit untuk terbebas dari setiap tekanan, ketegasan diri kurang, merasa tidak mampu membuat keputusan, kesulitan mencapai kesenangan subyektif dan pemahaman diri kurang, serta merasa sering ditolak.
Permainan ini merupakan sarana menilai ciri kepribadian individu. Sarana ini kemudian akan membantu menyadari karakteristik yang mempengaruhinya ketika mengalami hambatan- hambatan psikologis. Hambatan-hambatan psikologi ini merupakan akumulasi dari pengalaman script, decisional serta kecenderungan secara kaku menggunakan status ego tertentu seperti yang telah dijelaskan diatas.
Berbagai Sumber dengan ubahan:
Buku Tambahan dalam ChangingMinds:
-Eric Berne, (1964), Games People Play: The Psychology of Human Relationships, Balantine Books
Thomas Harris (1996), I'm OK-You're OK, Avon books
-Transactional Analysis in Psychotherapy. Published in 1961. This was Berne’s first book in which he introduced the concepts of Transactional Analysis and also Games.
-Muriel James and Dorothy Jongeward (1971), Born to Win: Transactional Analysis with Gestalt Experiments, Da Capo Press Inc
Label:
Analisis Transaksional,
Attitude,
Behaviour,
Cara Sikap Komunikasi,
Erick Berne,
Orang dan Hubungan,
Pengetahuan,
People and Relationship,
Perubahan Perilaku,
Psikologi,
Sikap
9.9.15
Corel Draw X6 Portable
Setelah membongkar-bongkar gugel akhirnya dapat juga software ini si Corel Draw X6 Portable, sementara X6 dulu baru ntar upgrade ke X7, saya lebih suka menggunakan yang portable untuk lebih enak aja sama si lappie biar gak ngambek terus (lola). Okeh deh, langsung sedot aja yaa bagi yang membutuhkan..
Fiturnya dulu
- Apa yang Ada ?
Professional Graphic Design Software
- Tipe Dokumen Diperluas
- Penambahan warna
- Powerful page layout tools
- New website design software
- New 64-bit support
- System Requirement
- Microsoft® Windows® 7 (32-bit or 64-bit Editions) , Windows Vista® (32-bit or 64-bit Editions), or Windows® XP (32-bit), all with latest service packs installed
- Intel® Pentium® 4, AMD Athlon™ 64 or AMD Opteron™
- 1GB RAM
- 1.5GB hard disk space (for typical installation without content - additional disk space is required during installation)
- Mouse or tablet
- 1024 x 768 screen resolution
- DVD drive
- Microsoft® Internet Explorer® 7 or higher
Cara Install
Install Microsoft NetFrame Work 3.5 SP1(hanya mengikuti perintah saja)
Install CorelDraw Graphics Suite X6
Pilih "I have a Serial Number"
Buka Key Generator dan masukkan serial number yang didapat dari Key Generator(copy) ke Serial number CorelDraw Graphics Suite X6(paste) Perhatian !!! jangan diclose Key Generator
Tunggu proses Installasi hingga selesai
setelah selesai, buka CorelDraw Graphics Suite X6, maka akan muncul kotak aktivasi dan klik Other Activation Option , Phone Corel
Terlihat ada 3 kotak , Serial Number (sudah terisi),Installation Code (sudah terisi),Activation Code (kosong) maka yang kosong harus diisi secara benar
Lihat Key Generator yang belum kita tutup tadi,Isi kotak Installation Code (ambil dari corel tadi) ketik kodenya tanpa tanda (-)
Setelah Installation Code terisi, klik tombol Activation (pada Key Generator) dan akan muncul kode aktivasinya (kotak ke 3), copy dan paste ke CorelDraw Graphics Suite X6, klik Next
Selesai...!!!
Download
Untuk window 32 : Files download
Untuk window 64 : Files download
Untuk keygen : Download
Sumbernya Asli : Ngulik.com
Sumber Lainnya
Untuk X5 bisa unduh disini Link
Sumber Asli : Link
ArcGIS 10.2 Installasi (Software+License Manager+Crack+Tutorial)

Bagi kalian yang suka berurusan dengan survey dan pemetaan mungkin software GIS yang satu ini akan sangat membantu, yaa ArcGIS, baik bagi yang baru belajar untuk mengerjakan tugas kuliah ataupun bagi para profesional dalam mengerjakan tugas proyek-proyek pemetaan, tapi bagi yang sudah pro dan bekerja tidak ada salahnya untuk membeli program aslinya yaa. Mapping software keluaran ESRI ini tergolong susah untuk ditemukan maksudnya yang dapat terinstal dengan baik di komputer untuk versi crack’an nya. Tapi tenang aja saya coba bantu, sepengalaman aja dan sudah ditest kok “Work” di Windows 8.1 64bit, sementara ArcGIS versi 10.2 dulu yang berhasil terinstal dengan baik bersama license manager-nya, saya sudah mencoba untuk versi 9.3 (tidak berhasil “license manager not found” “localhost tidak terbaca”) dan versi 10.3 (juga tidak berhasil “eror reading license manager”) di perangkat Leno saya dengan menggunakan OS Windows 8.1 64bit dan masih belum tau miss-nya dimana, tapi saya sudah coba di Windows XP SP2 berhasil kok untuk 9.3. Baik, sebelumnya bagi yang gak punya softwarenya download dulu disini untuk ArcGIS versi 10.2 (kalo mau yang 9.3 dan 10.3 bisa request).
Part 1 Mediafire
Part 2 Mediafire
Part 3 Mediafire
Part 4 Mediafire
Part 5 Mediafire
Disitu sudah lengkap software ArcGIS+License Manager+Crack-nya, cara-nya setelah didownload semua partnya, kemudian buka file zip Part 1 dan ekstrak file ke folder yang di inginkan. Setelah itu, lakukan proses seperti petunjuk berikut ini -> TUTORIAL
Sekian dulu ya, semoga membantu.
Part 3 Mediafire
Part 4 Mediafire
Part 5 Mediafire
Disitu sudah lengkap software ArcGIS+License Manager+Crack-nya, cara-nya setelah didownload semua partnya, kemudian buka file zip Part 1 dan ekstrak file ke folder yang di inginkan. Setelah itu, lakukan proses seperti petunjuk berikut ini -> TUTORIAL
Sekian dulu ya, semoga membantu.
Label:
ArcGIS,
ArcGIS 10.2,
ArcGIS Tutorial,
Cara Install ArcGIS,
Download,
Install ArcGIS,
Software,
Software ArcGIS
1.9.15
Cara Mengembalikan File/Folder Yang Di Sembunyikan/Hidden Oleh Virus
Okeh langsung aja bagi kalian yang flashdisk nya terkena virus menyebalkan ini, file-folder tiba-tiba saja menghilang dari isi flashdisk ketika dibuka, tapi tenang aja mungkin saja flashdisk kalian terkena oleh hidden file virus yang menyebalkan, jadi isi file di flashdisk kalian masih aman hanya saja ter-HIDDEN/tersembunyi, langkah pertama lihat dulu propertis disk nya, jika aman, sekarang kita coba untuk mengembalikan isi file agar kembali terlihat.. Lakukan beberapa langkah berikut ini:
Cara mengembalikan file yang di hidden oleh virus itu
gampang karena bisa di lakukan tanpa menggunakan software ataupun
antivirus dan kita hanya menggunakan CMD atau Command Prompt bawaan sistem operasi.
oke langsung saja berikut ini caranya:
- Masuk ke Command Prompt dengan cara Klik Start lalu pilih
run kemudian dalam kotak run anda tulis dengan CMD.
- Setelah jendela Command Prompt keluar maka selanjutnya
sobat tinggal ketikkan nama drive flashdisk/memory card anda yang diikuti
dengan tanda : contohnya: drive flashdisk/memory card anda F maka anda ketikkan
F: lalu tekan enter.
- Kini anda berada di dalam drive flashdisk anda, kemudian
ketikkan dir lalu tekan enter kemudian lihat hasilnya sudah muncul atau
belum file yang anda cari? Jika belum maka ketikkan dir/a kemudian tekan enter
kembali lihatlah apakah file atau folder yang anda sekarang sudah terlihat?
-Jika sudah terlihat maka langkah selanjutnya adalah
ketikkan attrib –s –h –r /s /d tunggu beberapa detik setelah muncul
drive flashdisk pada jendela Command Prompt anda misalnya F:\> maka proses
pengembalian file atau folder telah selesai. Selamat Mencoba....
Singkatnya begini :
1.
Klik start, pilih RUN
2.
Ketik: CMD, lalu enter
3.
Ketik nama drive: misal; E: lalu enter
4.
Ketik: dir
5.
Ketik: attrib –s –h –r /s /d
6.
Tunggu sampai muncul; E:/>
Keterangan:
attrib = string untuk memulai merubah atribut pada Command
Prompt
-s = menghilangkan atribut System File
-h = menghilangkan atribut Hidden File
-r = menghilangkan atribut Read Only File
/s = sub directory
/d = directory
dir = melihat isi dari sebuah directory
Langganan:
Postingan (Atom)